Beritakoperasi – Di tengah semangat menuju Indonesia Emas 2045, sebuah tonggak sejarah yang menandai satu abad kemerdekaan, ratusan pegiat koperasi, pengurus, dan anggota Credit Union (CU) Pintu Air Maumere berkumpul pada Jumat, 9 Mei 2025. Mereka tidak sekadar hadir untuk mengikuti Lokakarya Pengembangan SDM Koperasi bersama Prof. Dr. Ahmad Subagyo, Wakil Rektor III Ikopin University, tetapi juga untuk menanam benih perubahan: menomorsatukan pendidikan sebagai kunci kemajuan koperasi dan kesejahteraan anggotanya.

Pendidikan: Jantung Koperasi, Nafas Kemajuan

Bayangkan koperasi sebagai pohon besar yang akarnya menancap kuat di tanah masyarakat. Akar itu adalah pendidikan. Tanpa akar yang kokoh, pohon rapuh diterpa badai perubahan zaman. Prof. Subagyo menegaskan, koperasi akan benar-benar berdampak jika menempatkan pendidikan sebagai prioritas utama. Pendidikan bukan sekadar pelengkap, melainkan fondasi yang menopang seluruh sendi kehidupan koperasi-mulai dari pemahaman hak dan kewajiban anggota, tata kelola, hingga inovasi layanan berbasis teknologi354.

Fakta di lapangan menunjukkan, pendidikan merupakan salah satu variabel utama dalam pengembangan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). IPM sendiri diukur dari tiga dimensi: kesehatan (ditandai angka harapan hidup), pendidikan (harapan dan rata-rata lama sekolah), dan standar hidup layak (pengeluaran per kapita). Di sinilah letak peran strategis koperasi-khususnya credit union-yang sejak awal berdiri menjadikan pendidikan sebagai pilar utama, sejajar dengan swadaya dan solidaritas.

Data dan Fakta: Pendidikan Mengangkat Martabat Anggota

Baca juga:  Malam Ini, Forkopi Lanjutkan FGD RUU Perkoperasian Dengan Rapat Komisi

Data IPM Indonesia tahun 2024 memperlihatkan angka 75,02, masuk kategori tinggi, namun masih tertinggal dari negara-negara dengan praktik koperasi unggul seperti Uni Eropa (IPM rata-rata 89,7) dan Jepang (di atas 80). Provinsi Nusa Tenggara Timur, tempat CU Pintu Air berkiprah, mencatat IPM 69,14 (kategori sedang), menandakan masih banyak pekerjaan rumah dalam meningkatkan kualitas SDM dan kesejahteraan masyaraka.

Menariknya, studi internasional membuktikan bahwa negara dengan koperasi aktif dan pendidikan anggota yang baik, seperti Brasil dan India, menikmati peningkatan signifikan pada pendapatan dan harapan hidup. Di Brasil, koperasi COPPALJ mendorong akses pendidikan hingga 42% dan kesehatan 35%, yang berdampak pada kenaikan IPM wilayah sebesar 12 poin

dalam dua dekade terakhir. Di India, petani anggota koperasi memiliki pendapatan 25-40% lebih tinggi dan IPM pedesaan naik 9 poin dalam sepuluh tahun terakhir.

Credit Union: Sekolah Kehidupan untuk Kesejahteraan

Credit Union (CU) bukan sekadar lembaga keuangan; ia adalah sekolah kehidupan. Setiap calon anggota wajib mengikuti pendidikan dasar, bukan hanya untuk mengenal seluk-beluk CU, tetapi juga untuk menyamakan visi, membangun mentalitas bertanggung jawab, dan memahami strategi keuangan keluarga5. Pendidikan di credit union meliputi sejarah, analisis sosial, cara menabung, meminjam, hingga tata kelola organisasi. Semua ini membekali anggota dengan kecerdasan finansial dan karakter yang siap menghadapi tantangan ekonomi modern.

Pendidikan koperasi terbukti meningkatkan partisipasi anggota, sebagaimana diungkapkan dalam berbagai penelitian. Semakin tinggi pengetahuan anggota, semakin besar motivasi dan perilaku positif mereka dalam memajukan koperasi46. Ini adalah efek domino yang nyata: pendidikan mendorong partisipasi, partisipasi meningkatkan kinerja koperasi, dan kinerja koperasi akhirnya memperbaiki kesejahteraan anggota.

Baca juga:  Peringatan Hari UMKM Nasional: KemenKopUKM Ungkap 7 Strategi Mempercepat UMKM Naik Kelas

Pendidikan, Prosperity, dan Harapan Hidup: Satu Tarikan Napas

Mengapa pendidikan begitu penting dalam ekosistem koperasi? Karena pendidikan adalah pintu masuk menuju prosperity (kemakmuran) dan peningkatan harapan hidup. Dengan pendidikan, anggota koperasi mampu mengelola keuangan lebih bijak, memanfaatkan peluang usaha, dan berinovasi dalam layanan. Laba koperasi pun dapat dialokasikan untuk program sosial seperti beasiswa, pelatihan, dan layanan kesehatan, yang pada akhirnya meningkatkan kualitas hidup anggota dan keluarganya.

Bukti empiris dari survei nasional ADEKMI dan Ikopin University pada 2024 terhadap 274 koperasi di Indonesia menunjukkan bahwa kebutuhan terbesar anggota koperasi adalah pendidikan keuangan dan akuntansi (47,81%), manajemen koperasi (39,78%), dan pelatihan teknologi informasi (39,78%). Sebanyak 38,32% responden bahkan menyatakan sangat membutuhkan dukungan koperasi untuk merencanakan studi lanjut. Ini adalah sinyal kuat bahwa pendidikan harus menjadi prioritas dalam kebijakan pengembangan SDM koperasi.

Tantangan dan Peluang: Membuka Jalan Menuju Indonesia Emas 2045

Namun, jalan menuju koperasi yang berdampak tidak selalu mulus. Tantangan terbesar adalah rendahnya literasi digital (hanya 15% pengurus koperasi yang melek digital), kesenjangan kompetensi manajerial, dan minimnya profesionalisme pengelolaan koperasi (79,56% pengurus merangkap sebagai anggota, bukan tenaga profesional)1. Di sisi lain, peluang terbuka lebar dengan adanya sektor prioritas seperti agribisnis, fintech koperasi, dan ekonomi hijau yang menuntut keahlian baru-mulai dari manajemen keuangan digital, pemasaran e-commerce, hingga analisis data.

Baca juga:  Pasar Kutoarjo Terbakar pada Jumat Pagi

Untuk itu, koperasi harus berani berinvestasi pada pendidikan formal (D3/S1 Manajemen Koperasi Digital), sertifikasi teknologi finansial, dan pelatihan agribisnis berkelanjutan. Selain itu, koperasi dapat memberikan beasiswa atau dukungan finansial bagi anggota yang ingin melanjutkan studi di bidang bisnis, ekonomi, dan teknologi. Semua ini akan memperkuat akar pohon koperasi dan memastikan ia tumbuh kokoh hingga 2045.

Menjadi Koperasi yang Menghidupkan Harapan

Lokakarya di CU Pintu Air Maumere hari itu bukan sekadar forum diskusi, melainkan momentum untuk menegaskan kembali peran pendidikan sebagai jantung koperasi. Dengan menomorsatukan pendidikan, koperasi tidak hanya membangun organisasi yang sehat, tetapi juga menciptakan prosperity dan meningkatkan harapan hidup anggota. Inilah jalan menuju Indonesia Emas 2045-jalan yang ditempuh bersama, dengan pendidikan sebagai kompas dan koperasi sebagai kendaraan.

Sebagaimana pohon besar yang tumbuh dari akar yang kuat, koperasi yang menomorsatukan pendidikan akan menghasilkan buah kesejahteraan yang dapat dinikmati seluruh anggotanya. Dan pada akhirnya, koperasi menjadi pelita yang menerangi perjalanan bangsa menuju masa depan yang lebih cerah, adil, dan sejahtera.

Oleh : Prof. Dr. Ahmad Subagyo