Beritakoperasi, Jakarta – Wakil Menteri Koperasi, Ferry Juliantono menyebut Kementerian Koperasi (Kemenkop) berkomitmen mewujudkan cita-cita Bung Hatta dalam membangun ekonomi berkeadilan lewat koperasi.
Ferry mengatakan gagasan ini telah dibawa kembali ke panggung utama melalui pembentukan 80.000 Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdes/Kel) Merah Putih di berbagai wilayah Indonesia.
Langkah ini selaras dengan Pasal 33 UUD 1945, yang menekankan perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan.
Program yang digagas oleh Presiden Prabowo ini menempatkan koperasi sebagai alat perjuangan utama dalam membangun perekonomian desa sekaligus mewujudkan pemerataan kesejahteraan.
Program ini juga dirancang untuk mengembalikan peran koperasi sebagai soko guru perekonomian nasional, sesuai dengan cita-cita Bung Hatta.
“Jadi kalau sekarang Pak Prabowo menjadi Presiden kemudian menjadikan koperasi sebagai Soko Guru dan menjadi alat perjuangan utama untuk menjamin keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia adalah sebuah keniscayaan,” ujar Ferry dalam keterangannya, Minggu (11/5/2025).
Ferry juga menyampaikan kehadiran koperasi tidak hanya penting sebagai entitas usaha, tetapi ruang untuk memperkuat kebersamaan dan keadilan sosial.
Lebih jauh, Ferry menggambarkan bagaimana Bung Hatta memandang koperasi sebagai badan usaha besar yang dapat menjangkau sektor-sektor penting. Ia berharap koperasi bisa lebih banyak terlibat di bidang produksi, bukan semata bergerak di konsumsi atau keuangan mikro.
“Koperasi tidak boleh identik kecil tapi koperasi harus bisa masuk ke sektor-sektor usaha yang besar seperti gagasannya Bung Hatta ada koperasi produksi, ada konsumsi dan ada kegiatan koperasi di sektor (jasa) keuangan,” katanya.
Di tengah perubahan zaman, koperasi pun perlu dikemas dengan pendekatan baru.
Kemenkop mendorong agar koperasi tampil lebih menarik bagi generasi muda dengan bantuan teknologi dan digitalisasi. Harapannya agar anak muda dapat berpartisipasi dalam berkoperasi.
“Gagasan Bung Hatta tentang koperasi kita harap bisa hidup berkembang lagi, dan kita sebagai generasi penerus tentu akan berjuang untuk mengimplementasikan semua gagasan dari Bung Hatta,” ucap Ferry.
Putri Bung Hatta sekaligus Ketua Pembina Yayasan Hatta, Meutia Farida Hatta Swasono, menyambut baik langkah ini.
Ia menilai koperasi yang berlandaskan gotong royong dan kekeluargaan sebagai bentuk ekonomi yang paling sesuai dengan karakter bangsa Indonesia.
“Tentu kita senang sekali bahwa pemerintah akan memajukan koperasi kembali. Semangat ini tentu sesuai dengan pikiran Bung Hatta,” ujar Meutia Hatta.
“Jadi konsep yang Bung Hatta bangun bukan asal comot atau meniru-niru dari negara lain, tapi karena ada prinsip yang cocok dengan kehidupan orang Indonesia,” sambungnya.
Hal senada disampaikan Halida Hatta. Ia melihat koperasi sebagai sarana pemberdayaan, bukan sekadar mesin pencetak laba.
“Ini soal kerja bersama untuk menghasilkan produk dan SDM yang berkualitas. Bukan sekadar profit yang dikejar, tapi nilai kerja dan martabat manusia,” pungkas Halida. (IT/Beritakoperasi)
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.