Beritakoperasi, Purwokerto – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menghijau pada awal perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Senin (20/5/2024). Hal ini berbeda dengan mata uang garuda yang melemah dalam pada perdagangan pasar spot.

Melansir data RTI, IHSG berada di zona hijau pada level 7.364,86 atau naik 47,63 poin (0,65 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 7.317,23.

Sebanyak 229 saham melaju di zona hijau dan 150 saham di zona merah. Sedangkan 200 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 1,5 triliun dengan volume 2,6 miliar saham.
 

BACA JUGA : https://beritakoperasi.com/rupiah-tertekan-ke-rp-16234-per-dolar-as-pagi-ini


Direktur Pilarmas Investindo Maximiliaus Nicodemus mengatakan, IHSG dan pasar obligasi masih berpotensi mengalami penguatan pekan ini meskipun penguatan akan dirasa terbatas karena lagi lagi libur panjang yang membuat ruang transaksi menjadi terbatas.

Di sisi lain, pertemuan Bank Indonesia diharapkan tidak lagi menaikkan tingkat suku bunganya, terutama setelah rupiah berhasil menyentuh level dibawah Rp 16.000 per dollar AS.Dia bilang, sejauh ini, tidak begitu banyak data yang akan menggerakan pasar.

Baca juga:  Konflik Iran-Israel Bikin Harga Minyak Naik, AS Ikut Was-was

“Berdasarkan analisa teknikal, kami melihat IHSG memiliki ruang penguatan terbuka namun terbatas dengan support dan resistance di level 7.240 – 7.340. Ada potensi koreksi, tetap cermati ya,” ujar Maximiliaus.

 

BACA JUGA : https://beritakoperasi.com/rupiah-dibuka-melemah-ke-posisi-rp15971-awal-pekan-ini

 

Bursa Asia mayoritas di zona hijau dengan kenaikan Hang Seng Hong Kong 0,23 persen (44,6 poin) ke level 19.598,3, Shanghai Komposit bertambah 0,47 persen atau 14,9 poin ke level 3.169, dan Nikkei naik 1,52 persen (590,4 poin) ke level 39.377,8.

Sementara itu, Strait Times melemah 0,03 persen (0,9 poin) ke level 3.312,56.

Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini melemah. Melansir data Bloomberg, pukul 9.12 WIB rupiah berada pada level Rp 15.971 per dollar AS atau turun 16 poin (0,1 persen) dibanding penutupan sebelumnya Rp 15.955 per dollar AS.

 

BACA JUGA : https://beritakoperasi.com/pelemahan-rupiah-bakal-berdampak-pada-harga-barang-impor-sampai-beras

 

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, rupiah mengalami tekanan terhadap dollar AS karena keraguan pelaku pasar soal penurunan inflasi di AS melihat data harga impor AS bulan April mengalami kenaikan melebihi ekspektasi pasar.

Baca juga:  Kondisi Global Makin Ngeri, Wamenkeu: Suku Bunga The Fed Sulit Turun

"Sentimen di akhir pekan mungkin bisa mendorong pelemahan rupiah terhadap dollar AS tapi mungkin bisa tertahan di bawah Rp 16.000 karena pasar masih memiliki ekspektasi tinggi terhadap pemangkasan suku bunga acuan AS tahun ini," kata Ariston
 

(Beritakoperasi/ Izul)