Catatan Akhir Tahun Koperasi Indonesia, Virtuous Setyaka : Koperasi Indonesia Harus Menjadi Alat Penguatan Ekonomi, Ideologi, Budaya Dan Lingkungan Yang Berkelanjutan

Beritakoperasi, Padang – Catatan menarik pada koperasi akhir tahun 2022. Virtuous Setyaka, Ketua Koperasi Mandiri Dan Merdeka (KMDM) Padang menyatakan koperasi di Indonesia harus dikembalikan menjadi gerakan sosial. ”Koperasi di Indonesia harus dikembalikan menjadi gerakan sosial sebagai gerakan koperasi yang sesungguhnya untuk tidak hanya memberdayakan tapi juga memperkuat secara ekonomi, ideologi, budaya, dan juga lingkungan yang berkelanjutan dalam kehidupan setiap orang sebagai anggotanya, namun juga sebagai bagian dari masyarakat umum dan rakyat Indonesia, tapi juga umat manusia di dunia” tegas Virtuous Setyaka.

Catatan Akhir Tahun Koperasi Indonesia, Virtuous Setyaka : Koperasi Indonesia Harus Menjadi Alat Penguatan Ekonomi, Ideologi, Budaya Dan  Lingkungan Yang Berkelanjutan

Beritakoperasi, Padang – Catatan menarik pada koperasi akhir tahun 2022. Virtuous Setyaka, Ketua Koperasi Mandiri Dan Merdeka (KMDM) Padang menyatakan koperasi di Indonesia harus dikembalikan menjadi gerakan sosial.

 

”Koperasi di Indonesia harus dikembalikan menjadi gerakan sosial sebagai gerakan koperasi yang sesungguhnya untuk tidak hanya memberdayakan tapi juga memperkuat secara ekonomi, ideologi, budaya, dan juga lingkungan yang berkelanjutan dalam kehidupan setiap orang sebagai anggotanya, namun juga sebagai bagian dari masyarakat umum dan rakyat Indonesia, tapi juga umat manusia di dunia” tegas Virtuous Setyaka.

 

Baca : 

Catatan Akhir Tahun Koperasi Indonesia, Induk BTM

Catatan Akhir Tahun Koperasi Indonesia, Haridian Wahyudi

Catatan Akhir Tahun Koperasi Indonesia, Iqbal Alfi Ramadansyah

Catatan Akhir Tahun Suroto

 

Virtuous Setyaka menegaskan perjuangan gerakan koperasi ini harus dipahami tidak hanya bergerak di tingkat lokal, namun juga nasional dan internasional sebagai gerakan koperasi global. Sebab hambatan bagi kehidupan sosial, ekonomi, politik, dan budaya yang berkeadilan dalam lingkungan hidup berkelanjutan selama ini terbukti tidak hanya berasal dari perilaku setiap orang dan kultur komunitas dalam masyarakat tertentu saja.

 

Mau Kaos Pejuang Koperasi, KLIK LINK 

“Namun, hambatan itu seringkali dan terutama berasal dari struktur dalam relasi kuasa yang menciptakan sistem global hegemonik bahkan dominatif yang sesungguhnya tidak demokratis dan tidak adil melalui praktik dan didukung oleh teori dan ideologi kapitalisme neoliberal” ujarnya lagi.

 

“Instrumen dalam kapitalisme neoliberal global itu adalah pasar tunggal atau terintegrasi dengan mengemukakan persaingan bebas dalam semua aktivitas ekonomi (produksi, distribusi, konsumsi), tanpa mempertimbangkan situasi dan kondisi yang berbeda pada setiap orang, komunitas, dan masyarakat umum” tambahnya.

 

Ia katakan Pasar global tunggal bebas akhirnya menjadi neraka bagi setiap pihak yang kalah dalam permainan ekonomi yang bersifat zero sum game atau bertarung sampai mati.

 

“Ironisnya, permainan ini ditopang secara institusional melalui regulasi yang dihasilkan oleh aktor-aktor politik pemegang kekuasan di dalam lembaga-lembaga negara dan organisasi internasional yang lebih mendukung para pemilik modal atau kapital besar (korporasi transnasional) ketimbang membela kaum miskin yang akhirnya terpinggirkan dalam struktur sosial” paparnya lebih lanjut.

 

Ia berharap koperasi harus menjadi lembaga yang mampu menginstitusionalisasikan kekuatan kaum marjinal sebagai organisasi dalam gerakan sosial.

“Oleh sebab itu, koperasi harus menjadi lembaga yang mampu menginstitusionalisasikan kekuatan kaum marjinal sebagai organisasi dalam gerakan sosial untuk melawan eksploitasi manusia atas manusia dan penghancuran lingkungan akibat keserakahan dan kemunafikan yang selama ini diselenggarakan secara sistemik dan sistematis dalam struktur yang menghambat terwujudnya keadilan sosial global dan penghormatan terhadap hak asasi manusia di muka bumi. Sebab tidak ada perdamaian dunia tanpa keadilan sosial global sejati” pungkasnya.